cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 2 (2018)" : 9 Documents clear
PEMBUATAN ARANG AKTIF DARI LIMBAH TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN PADA LIMBAH CAIR TAHU Mantong, Jimmy Olsanaya; Argo, Bambang Dwi; Susilo, Bambang
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.333 KB)

Abstract

Tahu merupakan makanan yang diolah dari kedelai yang melalui proses fermentasi. Limbah cair tahu memiliki kandungan BOD, COD, dan TSS yang tinggi, apabila langsung di buang ke perairan akan menyebabkan pencemaran dalam perairan tersebut. Arang aktif dapat dipakai sebagai adsorben untuk mengurangi kandungan dalam limbah cair tahu. Arang dari limbah tongkol jagung diaktivasi menggunakan larutan Asam Sulfat (H2SO4) 5 M dan 7 M. Arang aktif direndam dalam limbah cair tahu selama 90 menit, 120 menit, 150 menit, dan 180 menit. Parameter yang diukur adalah BOD, COD, dan TSS. Kondisi yang paling dalam menurunkan nilai BOD, COD, dan TSS adalah arang aktif 7 M dengan waktu perendaman selama 180 menit. Arang aktif tersebut menurunkan nilai BOD sebesar 37,97%, COD sebesar 32,83%, dan TSS sebesar 27,22%.
STUDI KARAKTERISTIK FISIK KERIPIK PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) HASIL VACUUM FRYING TERHADAP TINGKAT KEMATANGAN DAN PERLAKUAN BLANSING Lastriyanto, Anang; Sumarlan, Sumardi Hadi; Rahmawati, Safitri Rizka
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.923 KB)

Abstract

Pepaya termasuk dalam golongan buah klimaterik yang tumbuh sepanjang tahun. Buah klimaterik merupakan buah yang mengalami peningkatan produksi CO2 seiring dengan pemasakan buah disertai tingginya produksi gas etilen. Buah dengan laju respirasi yang tinggi akan mudah rusak dan daya simpan rendah. Pengolahan pasca panen sangat dibutuhkan sebagai solusi untuk mengurangi kerusakan dan mempertahakan kualitas dengan pengolahan menjadi berbagai produk diantaranya keripik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kematangan buah pepaya dan pre-treatment terhadap karakteristik fisik keripik pepaya. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua variabel, yaitu tingkat kematangan buah (sedikit matang, setengah matang dan matang) dan pre-treatment (tanpa blansing dan blansing). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Buah pepaya diiris dengan ketebalan 4 mm dan dilakukan penggorengan menggunakan vacuum frying pada suhu 80 ˚C. Adapun pengujian yang dilakukan meliputi uji kadar air dan tekstur. Dari data hasil penelitian dilakukan analisis menggunakan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan blansing berpengaruh nyata terhadap kadar air sedangkan tekstur tidak berpengaruh nyata terhadap hasil keripik pepaya. Berdasarakan hasil uji keripik pepaya hasil penggorengan vakum diperoleh perlakuan terbaik menggunakan Metode Zeleny yaitu pada perlakuan tanpa perlakuan blansing dan tingkat kematangan buah matang diperoleh nilai tekstur sebesar 1,17N/mm2 dan kadar air sebesar 5,97 %.Kata kunci : blansing, pepaya, tingkat kematangan, vacuum frying
APLIKASI TEKNIK PENYIMPANAN MENGGUNAKAN PENGEMAS VAKUM PADA BERBAGAI JENIS BERAS La Choviya Hawa; Wahyu Puji Setiawan; Ari Musthofa Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.379 KB)

Abstract

Beras merupakan makanan pokok penduduk Indonesia dimana produksi beras mencapai 79,2 ton pada tahun 2016. Di Indonesia sendiri selain beras putih ada juga beras hitam dan beras merah yang bermanfaat untuk kesehatan meskipun produksinya masih rendah. Kelemahan dari beras hitam dan beras merah adalah umur simpan beras tersebut lebih pendek jika dibanding dengan beras putih. Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan pengemasan yang tepat untuk menambah umur simpan dari beras tersebut. Salah satu pengemasan yang sering di pakai adalah pengemasan vakum. Pengemasan vakum adalah sistem pengemasan hampa udara dimana tekanannya kurang dari 1 atm dengan cara mengeluarkan O2 dari kemasan sehingga memperpanjang umur simpan. Adapun keunggulan pengemasan vakum yaitu meningkatkan shelf life, mengurangi loss produk, mempertahankan rasa, dll. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh pengemasan vakum dengan non vakum terhadap parameter yang digunakan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai cara pengemasan beras secara tepat. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah metode Rancang Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 perlakuan penyimpanan dan 4 jenis beras yang digunakan sebagai variabel yaitu: penyimpanan dengan metode vakum dan non vakum dengan jenis beras yaitu beras putih, beras pecah kulit, beras merah dan beras hitam yang disimpan pada suhu ruang dan diamati selama 15 hari sekali. Parameter yang diukur dalam penelitian meliputi susut bobot, kadar air, densitas, amilosa dan lemak. Data yang diperoleh dianalisa dengan ragam ANOVA, uji BNJ, dan perlakuan terbaik. Berdasarkan hasil penelitian bahwa penggunaan metode pengemasan vakum dinilai lebih baik dengan beras pecah kulit yang terbaik memiliki parameter susut bobot (0,070%), kadar air rendah (10,216%), nilai densitas tinggi ( 0,821 gr/cm3), nilai kadar lemak (2,093%), dan nilai amilosa (22,247%). Parameter densitas kadar amilosa dan lemak yang mengalami laju penurunan yang relatif stabil. Kata Kunci : Beras Hitam, Beras Merah, Beras Pecah Kulit, Beras Putih, Pengemasan, Vakum, Non Vakum
Rancang Bangun Model Penghasil Air Tawar dan Garam dari Air Laut Berbasis Efek Rumah Kaca Tipe Penutup Limas Gunomo Djoyowasito; Ary Mustofa Ahmad; Musthofa Lutfi; Andi Anggara
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (817.678 KB)

Abstract

Ketersediaan air bersih dan air tawar untuk keperluan sehari-hari menjadi salah satu kendala dalam kehidupan masyarakat pesisir pantai tersebut. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan memanfaatkan air yang mayoritas ada yaitu air laut dengan cara pengolahan menjadi air tawar. Pengolahan ini menggunakan prinsip umum destilasi. Dengan bahan pilihan yang digunakan serta modifikasi struktur, selain menghasilkan air laut nantinya juga akan menghasilkan produk yang lain yaitu garam. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang dan membuat model fisik serta menguji pengolahan air laut sebagai penghasil air tawar dan garam. Penelitian ini menggunakan metode perancangan fungsional dan struktural untuk mengetahui bahan apa yang digunakan, dimensi serta fungsi pada setiap bagian model fisik alat tersebut. Pengujian yang dilakukan yaitu dengan metode deskriptif dengan melakukan pengukuran secara langsung pada saat pengamatan. Hasil penelitian yang diperoleh berupa model penghasil air tawar dan garam dari air laut dengan ruang kaca , atap kaca, wadah bahan, cerobong, saluran air, penyangga dan saluran output. Hasil pengujian menunjukkan suhu air laut lebih tinggi dari suhu ruang dan suhu kaca, dimana ketiganya memiliki suhu yang lebih tinggi dari suhu lingkungan. Hal ini karena adanya Efek Rumah Kaca atau glass house effect. Proses yang terjadi pada model alat merupakan proses batch dimana bahan yang masuk sebesar 2000 ml akan mengalami proses pengolahan, pertama adalah proses destilasi yang menghasilkan air tawar sebesar 1316,5 ml kemudian mengalami proses pengkristalan garam yang menghasilkan 73,06 gram garam. Dari proses tersebut, persentase air awar yang dihasilkan sebesar 65,83 % sedangkan untuk garam 3,55 %.
Studi Karakteristik Sifat Mekanik Bioplastik Berbahan Pati - Selulosa Kulit Siwalan (Borassus flabellifer) Sutan, Sandra Malin; Maharani, Dewi Maya; Febriari, Fitria
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.031 KB)

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu permasalahan yangmasih terus menjadi fokus dunia karena memiliki dampak yangserius bagi lingkungan dan kesehatan. Hal ini berkaitan denganpenggunaan plastik konvensional yang merupakan polimersintetis tidak dapat diuraikan secara alami oleh mikroba di dalamtanah. Berbagai upaya telah dilakukan salah satunyamenggunakan dan mensosialisasikan penggunaan plastik yangbersifat biodegradable. Penelitian ini bertujuan untuk mencariformulasi proporsi pati kulit singkong-serat sabut siwalan dengansifat mekanik dan ketahanan air terbaik. Penelitian inimenggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan limavariasi perlakuan perbandingan massa pati-serat yaitu 10:0, 9:1,8:2, 7:3, dan 6:4. Data hasil pengamatan dianalisa denganmenggunakan analisis variansi (ANOVA).Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai kuat tarik tertinggidiperoleh pada perlakuan 10% yaitu sebesar 2.094 MPa. Nilaielongasi tertinggi diperoleh pada perlakuan 0% yaitu sebesar30.556%. Nilai modulus elastisitas tertinggi diperoleh padaperlakuan 40% yaitu sebesar10.20049 MPa. Sedangkan nilaikuat tekan tertinggi diperoleh pada perlakuan 30% yaitu sebesar0.73 kgf/cm2. Ketahanan air bioplastik semakin baik seiringdengan penambahan serat sabut siwalan yang semakin banyakdengan nilai daya serap air terkecil yaitu 23.589% yang diperolehpada perlakuan 30%. Selanjutnya analisis FTIR menunjukkanbahwa bioplastik yang dihasilkan dapat terdegradasi dan prosesblending yang terjadi pada proses pembuatan bioplastik terjadisecara fisika.?Kata kunci: biokomposit, kulit singkong, plastik biodegradable,sabut siwalan
Pengaruh Perendaman CaCl2 dan Penyimpanan Modified Atmospheric terhadap Karakteristik Jamur Tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) Dwi Stia Br Ginting; Bambang Susilo; Shinta Rosalia Dewi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.412 KB)

Abstract

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur kayu yang paling banyak dikonsumsi karena kandungan gizinya yang baik. Namun jamur jenis ini memiliki tingkat kerusakan cukup tinggi setelah pasca panen, karena kandungan airnya cukup tinggi yaitu ± 90%. Metode yang umum digunakan untuk meningkatkan umur simpan biasanya dengan penyimpanan atmosfer termodifikasi. Guna meningkatkan metode penyimpanan tersebut, maka penyimpanan atmosfer termodifikasi dikombinasikan dengan proses perendaman CaCl2 sebagai perlakuan pendahuluan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan laju respirasi jamur tiram putih pada saat proses perendaman dengan CaCl2 dan penyimpanan atmosfer termodifikasi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dengan dua variabel, yaitu konsentrasi O2 (21%, 9%, 6%, dan 3%) serta konsentrasi CaCl2 (0,3% dan 0,4%). Serta sampel kontrol yang digunakan adalah jamur tiram segar tanpa perlakuan. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa variasi O2 dan CaCl2 berpengaruh nyata terhadap laju konsumsi O2 dan laju produksi CO2, nilai tekstur, serta susut bobot. Berdasarkan data perhitungan, nilai laju konsumsi O2 dan laju produksi CO2 terendah terdapat pada perlakuan 3% O2 dan 0,4% CaCl2 yaitu sebesar 256,88 ml/kg.jam dan 7819,43 ml/kg.jam pada penyimpanan hari keempat.
Efek Penggorengan Berulang Menggunakan Vacuum Frying terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Minyak Goreng pada Penggorengan Ikan Lele (Clarias Gariepinus B.) Rosyidatul Anwariyah; Anang Lastriyanto; Sumardi Hadi Sumarlan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.983 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu penggorengan dan penggunaan minyak secara berulang terhadap kualitas fisik dan kimia minyak goreng dari proses penggorengan ikan lele dengan vacuum frying. Dari hasil analisis diketahui bahwa perlakuan suhu tidak berpengaruh nyata terhadap sifat fisik dan kimia minyak goreng, sedangkan perlakuan penggunaan minyak goreng berulang berpengaruh nyata pada sifat kimia dan tidak berpengaruh nyata pada sifat fisik minyak goreng. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil kadar asam lemak bebas tertinggi sebesar 0,1166 % dan bilangan peroksida sebesar 5,1005 mek O₂/kg atau masih dibawah batas SNI. Sedangkan kadar air sebagian besar berada diatas batas SNI dengan rentang 0,070 – 0,255 %. Nilai massa jenis berada pada rentang 0,9090 – 0,9101 g/cm³ dan nilai viskositas berada pada rentang 0,8420 – 0,9005 Poise. Masa pakai minyak untuk penggorengan vakum ikan lele pada suhu suhu 80 °C sebanyak 45 kali, pada suhu 90 °C sebanyak 40 kali, dan pada suhu 100 °C sebanyak 36 kali.Kata kunci: lele, minyak goreng, vacuum frying
Pengontrolan Suhu Dan Kelembaban (Rh) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Cabai Merah (Capsicum Annuum L.) Pada Plant factory Maharani, Dewi Maya; sutan, sandra malin; Arimurti, Purnami
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.697 KB)

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk salah satu tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis tinggi dan banyak manfaat. Produktivitas cabai merah saat ini cenderung fluktuatif disebabkan faktor iklim dan berkurangnya lahan. Salah satu faktor iklim yaitu suhu dan kelembaban. Tujuan dari penelitian ini yaitu melakukan pengontrolan suhu dan kelembapan dalam plant factory terhadap pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) serta mengetahui pengaruh suhu dan kelembapan selama pertumbuhan tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). Pengontrolan suhu dan kelembaban (RH) menggunakan sensor LM35 dan DHT11. Sistem penanaman menggunakan sensor ini dilakukan di dalam Plant factory.Sistem ini dilakukan pada suatu ruangan dengan keadaan terkontrol. Pada penelitian ini menggunakan variasi set suhu 24°C, 27°C, 30°C dengan kelembaban yang dikontrol secara konstan yaitu ±80%. Apabila terjadi perubahan suhu maka peltier dan kipas akan menyala dan ketika nilai kelembaban berubah maka humidifier akan menyala. Parameter pada penelitian ini yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang yang diukur setiap 3 hari sekali serta luas daun dan kandungan klorofil yang diukur pada akhir penelitian. Data yang diperoleh akan dirata-rata dan disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Berdasarkan hasil penelitian, pengontrolan suhu 24°C tidak sesuai dengan kontrol sedangkan untuk suhu 27°C lebih stabil dibandingkan yang lain. Pengontrolan kelembaban nilai yang terbaca berkisar 70%-80%. Suhu terbaik pada penelitian ini terdapat pada paramater tinggi tanaman,diameter batang dan jumlah daun dengan nilai rata-rata secara berurutan 12,92 cm, 0,44 cm dan 8 daun. Parameter hasil luas daun pada suhu 24°C dengan nilai rata-rata 7,87 cm2. Parameter jumlah kandungan klorofil tertinggi pada tanaman kontrol dengan nilai 42,5 unit, sedangkan untuk tanaman didalam plant factory tertinggi pada suhu 24°C dengan rata-rata 39,2 unit. Kata kunci : Cabai merah, sensor LM35, sensor DHT11, plant factory
Analisa Rasio Massa Rimpang Kunyit ( Curcuma longaL.) dan Daun Asam Sinom (Tamarindus indica L.) pada Proses Produksi Bubuk Sinom Legen di PT. Petrokimia Gresik Akbar, Dheniz Fajar; Sumarlan, Sumardi Hadi; Susilo, Bambang
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (143.203 KB)

Abstract

Minuman sinom adalah minuman yang diproduksi menggunakan bahan baku rimpang kunyit (Curcuma longa) dan daun asam (Tamarindus indica L.). Guna memproduksi minuman sinom yang memiliki kandungan antioksidan, total fenol, dan kadar vitamin C yang tinggi serta bertambahnya umur simpan maka perlu dilakukan penelitian mengenai analisis produksi minuman sinom bubuk dengan proses ekstraksi pada rimpang kunyit dan bagian pucuk daun asam atau sinom serta mempertimbangkan formulasi kombinasi rimpang kunyit dan daun sinom yang digunakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh formulasi rimpang kunyit dan daun sinom yang digunakan terhadap rendemen, kapasitas antioksidan, total fenol, kadar vitamin C, serta atribut sensoris pada ekstrak. Selain itu juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Foam Mat Drying terhadap rendemen bubuk minuman sinom legen. Hasil uji seluruh sampel diamati menggunakan analisa sidik ragam ANOVA dan uji lanjut BNT dengan taraf kepercayaan 5%. Pada hasil pengujian organoleptik dilakukan analisa sidik ragam (ANOVA) dengan General Linear Model (GLM) dan analisa lanjut dengan Uji BNT. Dalam menentukan perlakuan terbaik yaitu formulasi rimpang kunyit dan daun sinom terbaik dalam produksi minuman sinom legen dilakukan analisa Multiple Attribute. Berdasarkan hasil penelitian, rendemen tertinggi diperoleh pada kode taraf KD3, kapasitas antioksidan tertinggi diperoleh pada KD4, serta total fenolik dan kadar vitamin C tertinggi diperoleh pada KD6. Berdasarkan hasil analisa Multiple Attribute diperoleh perlakuan terbaik yaitu pada formulasi dengan kode taraf KD4 yang menghasilkan rendemen sebesar 84,817%, kapasitas antioksidan 489,416 mg/ml, total fenol 12,98 mg/100 ml, serta vitamin C 1,329 mg/100 ml.Kata kunci: Daun Sinom, Formulasi, Produksi Bubuk Minuman Sinom Legen, Rimpang Kunyit

Page 1 of 1 | Total Record : 9